Sebagaimana sudah diketahui bersama bahwa kita menghadapai 2 alam, yaitu alam nyata dan alam gaib. Alam nyata ialah alam yang dapat ditangkap dengan panca indera kita, yaitu alam yang terdiri dari benda, baik benda padat, cair atau gas. Alam benda ini dapat kita selidiki, kita bahas dan kita analisa dengan akal dan pengetahuan. Sedang alam gaib ialah alam yang tak berupa benda. Kita tidak dapat menangkap alam gaib dengan panca indera kita, kita dapat menyelidikinya dengan akal ilmu dan pengetahuan dan alat apa saja.

Kita manusia tidak mengetahui sedikitpun tentang alam gaib itu, kalau ada ahli ahli fikir yang berbicara tentang alam gaib, misalnya tentang roh manusia, tentang malaikat, jin, iblis lebih-lebih kehidupan sesudah mati, maka semua itu adalah merupakan pendapat-pendapat, teori-teori, terka terkaan atau kira-kiraan semata, yang tak dapat dipastikan kebenarannya.

Firman Allah dalam surat An-naml 65:

“Katakanlah (hai Muhammad): tidak ada siapa siapapun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara-perkara gaib selain Allah, dan mereka tak tahu kapan mereka akan dibangkitkan.”

Dalam surat Al-An’am 59:

“Pada sisi Allah-lah terletak kunci (rahasia) perkara perkara yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah”

Dengan dua ayat tersebut dan banyak ayat-ayat lain didalam Al-Quran, ditegaskan setegas-tegasnya bahwa tentang perkara gaib, tentang alam, tentang roh, malaikat, jin dan iblis, lebih-lebih tentang kehidupan dialam barzah dan alam akhirat nanti. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah saja. Nabi-nabi, Rasul-rasul dan malaikat-malaikatpun tidak mengetahuinya