Saat
interview kerja, di CV Sang Pelamar tertulis >> Agama : 50% Islam ...
HRD : "50%-nya lagi apa?"
Pelamar : "Saya belum menjalankan Islam dengan kaffah. 50% lagi aku sering kali menuhankan hawa nafsu. Ketika Allah memanggil untuk shalat melalui adzan, nafsuku lebih besar untuk menunda sehingga mengalahkan seruan Allah. Dan masih banyak hal lainnya."
HRD : "50%-nya lagi apa?"
Pelamar : "Saya belum menjalankan Islam dengan kaffah. 50% lagi aku sering kali menuhankan hawa nafsu. Ketika Allah memanggil untuk shalat melalui adzan, nafsuku lebih besar untuk menunda sehingga mengalahkan seruan Allah. Dan masih banyak hal lainnya."
HRD : "Kenapa demikian? Anda tidak takut kepada Allah?"
Pelamar : "Saya takut kepada Allah. Tapi itu belum cukup."
HRD : "Maksud, Anda? Belum cukup bagaimana?"
Pelamar : "Saya takut kepada Allah. Tapi itu belum cukup."
HRD : "Maksud, Anda? Belum cukup bagaimana?"
Pelamar : "Seorang pencuri takut kepada polisi, takut kepada
hukum, dan lainnya. Tetapi dia tetap mencuri. Begitulah kriminal. Berbeda
dengan orang baik-baik. Dia mungkin punya niat mencuri. Namun, rasa takutnya
kepada polisi dan berbagai perangkat hukum membuatnya tidak melakukan
pencurian."
HRD : "Hmmmm ..."
HRD : "Hmmmm ..."
Pelamar : "Bila kita kaji surat An Nazi'at ayat 40 dan 41, Allah
mengatakan 'wa amma man khofa maqoma robbihi wa nahan nafsa 'anil hawa fainnal
jannata hiyal ma'wa' yang artinya 'bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan
menahan diri dari keinginan atau hawa nafsunya, maka surgalah tempat
tinggalnya."
HRD : "Teruskan! Saya mendengarkan."
HRD : "Teruskan! Saya mendengarkan."
Pelamar : "Begitulah hakikat taqwa yang sesungguhnya. Tidak cukup
hanya 'takut' semata. Taqwa hakikatnya adalah menjaga kita untuk tidak berbuat
sesuatu yang membuat Allah tidak ridha. Begitu banyak orang Islam berkata bahwa
hanya takut kepada Allah namun sayangnya rasa takutnya sempurna, sehingga tidak
mampun mengjaga dirinya dari maksiat kepada Allah."
HRD : "Bagaimana dengan saya? Saya juga takut kepada Allah, tapi saya tidak pernah sholat dan tidak puasa. Saya hanya suka sedekah. Mungkin saya hanya 10%. Ilmu kamu banyak dan mendalam. Mengapa kamu menulis 50%? "
HRD : "Bagaimana dengan saya? Saya juga takut kepada Allah, tapi saya tidak pernah sholat dan tidak puasa. Saya hanya suka sedekah. Mungkin saya hanya 10%. Ilmu kamu banyak dan mendalam. Mengapa kamu menulis 50%? "
Pelamar : "Begitulah, Pak! Sering kali kita dapati orang yang
tidak berpengetahuan agama dengan dalam, beragama lebih sempurna dari pada orang
yang berpengetahuan agama dengan dalam. Dan juga sering kita dapati orang yang
mengerti ilmu agama dengan dalam, perbuatannya tidak mencerminkan orang yang
beragama."
HRD : "Saya tertarik dengan diskusi ini. Kamu melamar untuk posisi apa?"
Pelamar : "Process Control Engineer, Pak!"
HRD : "Saya tertarik dengan diskusi ini. Kamu melamar untuk posisi apa?"
Pelamar : "Process Control Engineer, Pak!"
setelah 1 jam interview ...
HRD : "Ok, perusahaan akan menghubungi Anda untuk memberikan informasi lolos atau tidak ke tahap selanjutnya."
Pelamar : "Terima kasih banyak, Pak!"
HRD : "Mungkin saya pribadi akan hubungi Anda. Saya senang diskusi dengan Anda."
Pelamar : "Baik, Pak! Terima kasih!"
HRD : "Ok, perusahaan akan menghubungi Anda untuk memberikan informasi lolos atau tidak ke tahap selanjutnya."
Pelamar : "Terima kasih banyak, Pak!"
HRD : "Mungkin saya pribadi akan hubungi Anda. Saya senang diskusi dengan Anda."
Pelamar : "Baik, Pak! Terima kasih!"